Desir angin Laut China Selatanku
membawa khabar ungu
meniti buih di pucuk gelombang
dinginnya menggigit lekit
kulit tua mendakap dayung
kolek gelisah tak terarah dimamah samudera.
Hanyir ikan menggelepar dipukat
peluh memercik hilang di ombak
mentari terpacak di ubun-ubun
rezeki sekelumit tergenggam di jari
resah dan duka terselit di jiwa
kolek harapan menari dialun sunyi
desir angin Disember
hadirmu membawa seribu makna.
Desir angin Laut China Selatanku
meniti wajah tengkujuhku
membawa kembali kisah duka lara
melukis kembali wajah-wajah hiba
pukat roboh dan kolek kurebah
dayung patah dirempuh gelombang
musim duka mengisi ruang
tangis hiba anak-anak kelaparan
tengkujuh menerjah mengukir sejarah
gelapnya hingga ke senja.
Kota Bharu
No comments:
Post a Comment